Tampil selalu modis di pagi hari saat berangkat ke kantor maupun ketika ada acara formal atau pesta di malam hari bukan perkara gampang. Selain kondisi fisik yang sudah lelah, persiapan matang juga diperlukan demi penampilan yang terkesan berbeda dan tetap modis.
Alih-alih selalu ingin terlihat memukau, isi rekening pun terkadang ludes tak tersisa demi membeli sejumlah barang buruan ‘fashion’ yang sedang ngetren. Tidak cukup sampai disitu, bahkan tak jarang sebagian wanita rela menggunakan fasilitas kartu kredit untuk memenuhi ‘nafsu’ tampil modis dengan memiliki barang bermerek yang berujung pada lonjakan tagihan kartu kredit, ckckckck!
Ketahui kebiasaan buruk dalam fashion yang harus Anda hindari, agar gaya tetap trendi tapi tetap ramah di kantong.
Berbelanja banyak hanya karena tergiur promosi diskon
Ini yang paling sering terjadi di kalangan pemburu diskon dan pencinta fashion. Ketika informasi sebuah merek kesukaan atau ternama menggelar promosi diskon, Anda pun langsung berbelanja. Padahal, tidak semua barang-barang diskonan tersebut Anda butuhkan dan cocok dikenakan pada tubuh Anda. Tanamkan pemikiran bahwa membuang uang hanya untuk barang yang tidak benar-benar Anda sukai dan Anda pakai, adalah hal sia-sia. Jangan pernah terpengaruh oleh promosi harga penjualan.
Membeli barang di luar selera gaya berbusana
Menantang diri sendiri tampil berbeda dalam berpakaian, sah-sah saja. Dengan catatan, hal tersebut sesekali dilakukan dalam batas tertentu. Begitu banyak model pakaian yang menjadi tren dan bagus saat dikenakan wanita lain, namun belum tentu oleh Anda. Berpikiran terbuka mengenai pendekatan tren dan siluet busana yang pas dikenakan, bukan hanya karena ‘bagus dipandang’.
Cuek dalam urusan perawatan pakaian
Seringkali saat sudah memiliki barang baru, Anda lupa mengenakan atau merawat koleksi pakaian dan aksesori lama. Selain karena diletakkan di posisi paling bawah atau paling dalam lemari, barang tersebut juga dianggap sedang tidak nge-tren.
Merawat kondisi pakaian agar bisa terus dikenakan dalam jangka waktu lama adalah kewajiban, terutama bagi Anda pengoleksi pakaian adibusana (couture) atau memang busana pesta yang hanya dikenakan sesuai kesempatan. Ingat, pakaian bermerek atau harga mahal, apalagi buatan tangan desainer adalah investasi asal terjaga kebersihan dan keutuhannya.
Tidak berinvestasi untuk pembelian barang 'mewah' tertentu
Meskipun dibeli dengan harga mahal, banyak wanita mengenakan pakaian atau barang mewah hanya sebagai penjunjang gaya dan gengsi. Padahal beberapa barang mewah bermerek dan awet, apalagi model yang klasik bisa menjadi barang investasi. Perlu dicatat, biasanya investasi dalam dunia mode berupa kain batik tulis, kain tenun, kain songket, kain ulos, tas kulit, sepatu kulit, perhiasan emas, aksesori kalung atau gelang batu, perhiasan mutiara, dan lain-lain.
Lupa akan koleksi ‘kapsul’ penting dan mendasar
Kebiasaan berbelanja aksesori atau busana yang sedang nge-tren kerap membuat wanita lupa bahwa ada hal penting lainnya yang wajib dimiliki sebagai dasar percaya diri saat berpenampilan. Misalnya, bra yang nyaman, menyerap keringat dan pas menutupi area dada saat Anda akan mengenakan gaun malam atau kebaya. Legging, celana ketat, stocking atau bustier pun adalah barang ‘dalaman’ wajib yang harus dimiliki agar mudah dicari saat dibutuhkan.
Tidak paham karakter penampilan diri sendiri
Ini sangat keliru! Sekarang ini masih banyak wanita yang berbelanja atau membeli barang hanya sekedar terbawa arus tren atau promosi sebuah label busana. Penting bagi wanita untuk tahu dan paham apa yang menjadi karakter penampilannya, misalnya ada selalu menyertakan syal atau scarf, atau sepatu hak tinggi berwarna-warni, atau ikat pinggang beragam ukuran dan model.
Membeli karena Anda merasa ‘harus’
Saat kalimat di media cetak maupun media sosial mengatakan bahwa barang ini menjadi koleksi wajib musim sekarang, lantas Anda merasa membelinya. Itu adalah tindakan yang keliru.
Mengikuti setiap aturan mode
C’mon Ladies, fashion its all about personality, conditionally and confident! Artinya, Anda tak selalu harus mengikuti tren mode yang tengah berlaku. Mode boleh saja bersifat eksperimental demi inovasi, namun penting untuk mengetahui secara baik diri sendiri. Mode layaknya iklan promosi obat atau makanan yang juga memerlukan seleksi ketat.
Sumber : tabloidnovedotcom